21 Desember 2016

Teknik Elektro, masihkah paling favorit?

Beberapa diantara kita, selaku pengelola program studi, barangkali pernah merasakan kondisi ini. Suatu kondisi yang tidak nyaman, manakala Program Studi kita termasuk minoritas di institusi kita. Program Studi dengan jumlah yang minimalis. Pihak manajemen seringkali memandang sebelah mata terhadap kita, terhadap kegiatan kita, apalagi usulan kita. Bahkan lebih tragis lagi kita dikatakan sebagai prodi yang belum BEP, prodi duafa, prodi yang masih harus disubsidi. Sungguh sakitnya tuh disini! Marilah kita amati, benarkah Teknik Elektro minoritas di Indonesia?

Berapa jumlah mahasiswa Teknik Elektro? Berdasarkan pusat data www.forlap.dikti.go.id per 13 Juni 2015, di Indonesia terdapat 515 program studi (prodi) Teknik Elektro semua jenjang D1 hingga S3, diantaranya:
– 315 prodi S1 (63.021 mhs)
– 148 prodi D3 (17.423 mhs)
– 25 prodi S2 (2.605 mhs)
Jumlah mahasiswa Teknik Elektro semua jenjang berkisar 100.000 orang untuk semua jenjang.
Kali ini kita hanya membahas strata S1, bukan berarti mengabaikan jenjang yang lain, tetapi semata mata karena untuk mempermudah ilustrasi karena prodi S1 merupakan komponen terbesar. Dari 315 prodi Teknik Elektro, terdapat 14% yang memiliki student body > 400. Hal ini berarti bahwa 44 prodi diantara 315 tersebut menerima mahasiswa baru paling sedikit 100 orang pertahun, dengan asumsi masa studi 4 tahun.
Jika batas student body dinaikkan 2x lipat, atau jumlah mahasiswa baru minimum 200 orang pertahun, maka jumlahnya tinggal 15 prodi atau 5% dari total S1 Teknik Elektro di seluruh Indonesia. Berikut perbandingan jumlah mahasiswa 3 prodi.
Teknik Elektro: 315 prodi S1, (63.021 mhs)
Teknik Mesin: 285 prodi S1, (71.863 mhs)
Informatika: 540 prodi S1, (277.866 mhs)
Jadi secara nasional rata-rata student body S1 Teknik Elektro 200 mahasiswa, Teknik Mesin 252 mahasiswa, dan Informatika 515 mahasiswa. Ternyata Teknik Elektro adalah yang bontot (paling kecil) dibanding saudara tuanya (Teknik Mesin), apalagi terhadap anak turunsnnya (Informatika).
Bagaimana minat siswa SMA  masuk Teknik Elektro?
Minat siswa SMA/ SMK untuk masuk di Teknik Elektro masih cukup tinggi. Dari data rasio antara kuota tahun 2015 terhadap jumlah peminat Sbmptn 2014  sebagai berikut:
ITS – SURABAYA
Teknik Elektro 80/2330 = 3,4%
Teknik Mesin 100/2787 = 3,6%
UGM -YOGJAKARTA
Teknik Elektro 48/1483  = 3,2%
Teknik Mesin   60/2068  = 2,9%
UI – JAKARTA
Teknik Elektro 24/881  = 2,7%
Teknik Mesin  24/1152 = 2,1%
UNIVERSITAS BENGKULU
Teknik Elektro 18/231 = 7,8%
Informatika   12/1281 = 0,9%
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Teknik Elektro 39/253 = 15,4%
Informasi       24/1462 = 1,6%
UNIVERSITAS HASANUDDIN – MAKASSAR
Teknik Elektro 21/1115 = 1,9%
Teknik Mesin  27/1012 = 2,7%
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
Teknik Elektro 15/288 = 5,2%
Teknik Mesin   15/262 = 5,7%   
Terlihat bahwa rasio kuota terhadap peminat di Sbmptn masih amat tinggi berkisar 1% – 5% hampir di seluruh wilayah Indonesia. Angka kompetitiveness Teknik Elektro masih setara dengan Teknik Mesin, tetapi masih lebih kompetitif Informatika.
Bagaimana meningkatkan jumlah mahasiswa Teknik Elektro?
Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
1. Gerakan bersama-sama seluruh prodi Teknik Elektro Indonesia
– Menyakinkan siswa siswi SMA/SMK tentang prospek masa depan berkarir di bidang Teknik Elektro
– Menyesuaikan kurikulum dan mengeliminasi kesan bahwa kuliah di Teknik Elektro amat sulit
– Menyelenggarakan kegiatan yang terstruktur, terkoordinasi untuk lebih memperkenalkan Teknik Elektro di masyarakat
2. Gerakan peningkatan kualitas di institusi masing-masing:
– Meningkatkan akreditasi BAN PT maupun akreditasi internasional
– Meningkatkan branding prodi dengan cara memperoleh prestasi sebaik mungkin
– Memperkuat tim marketing untuk menarik minat siswa siswi agar mendaftar di prodi kita.

—o0o—
Sumber:  Mochamad Ashari,  http://fortei.org

22 Maret 2016

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


Pedoman ini merupakan draft ringkasan yang disusun oleh tim pada pertemuan asesor BAN – PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) tahun 2011. Dalam perencanaannya, standard ini akan digunakan sebagai acuan BAN PT dalam menjaga kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Pedoman Pengelolaan Program Studi Teknik Elektro meliputi:
  1. Bidang Peminatan
  2. Kurikulum
  3. Laboratorium
  4. Sumber Daya Manusia
Penamaan dan rincian substansi dapat bervariasi antara satu universitas dengan universitas lain. Namun, esensi cakupan dan bidang keilmuan tetap diarahkan mengacu ke pedoman yang disusun berikut ini.

1. BIDANG PEMINATAN
Teknik Elektro S1 memiliki 5 bidang peminatan/ bidang studi/ konsentrasi, yaitu:
  1. Teknik Ketenagalistrikan
  2. Teknik Telekomunikasi
  3. Elektronika
  4. Teknik Kendali/ Kontrol/ Pengaturan
  5. Teknik Komputer
Setiap Program Studi/ Jurusan Teknik Elektro harus memiliki minimum 1 bidang peminatan tersebut diatas.
Dalam perkembangannya, bidang peminatan dapat berubah menjadi Program Studi atau Jurusan mengingat bidang keilmuan masing-masing peminatan tersebut semakin berkembang. Disamping itu, telah muncul pula bidang-bidang peminatan baru yang merupakan perpaduan antara beberapa program studi yang telah eksis, misalnya:
  • Teknik Biomedika : perpaduan antara Teknik Elektro, Kedokteran, Teknik Mesin
  • Mekatronika : perpaduan antara Teknik Elektro, Teknik Mesin
  • Telematika : perpaduan antara sub program studi Teknik Telekomukasi, Teknik Komputer, dan Informatika
.
2. KURIKULUM
Kurikulum Teknik Elektro mengikuti struktur Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi sesuai SK Mendiknas RI no. 045/U/2002, yaitu terdiri dari:
  • Kompetensi Utama, 40%-80%, ditentukan oleh asosiasi perguruan tinggi, masyarakat profesi, pengguna lulusan
  • Kompetensi Pendukung, 20%-40%, ditentukan oleh insititusi penyelenggara program studi
  • Kompetensi lainnya, 0-30%, ditentukan oleh insititusi penyelenggara program studi 

KOMPETENSI UTAMA
Kompetensi utama dicapai dari penguasaan mata kuliah dasar, praktek laboratorium maupun lapangan,  penelitian, dan mata kuliah penguasaan konsep masing-masing Bidang Peminatan. Program studi harus menyelenggarakan seluruh komponen terkait kompetensi utama walaupun hanya memiliki 1 bidang peminatan. Komponen-komponen dalam Kompetensi Utama Teknik Elektro adalah:
  1. Aplikasi matematika dan fisika untuk analisis dibidang teknik elektro. Substansi kajian antara lain: matematika, numerik, statistik, medan elektromagnetik
  2. Pengantar ilmu pengetahuan, teknologi (khususnya teknik elektro), seni, lingkungan dan agama.
  3. Pelaksanaan percobaan sistem elektro dalam laboratorium. Laboratorium minimum meliputi: pengukuran dan instrumentasi besaran listrik, Rangkaian listrik, Dasar elektronika, Dasar sistem digital, Pemrograman komputer
  4. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan melalui eksplorasi lapangan
  5. Tugas Akhir
  6. Menguasai konsep dasar dan mampu menganalisis gejala dalam:
a.      Rangkaian listrik dan elektronika
b.      Pemrograman komputer dan sistem digital
c.      Sistem konversi elektro mekanika dan energi
d.      Sistem telekomunikasi
e.      Sistem kendali
  
KOMPETENSI PENDUKUNG
Berikut ini adalah komponen-komponen untuk pencapaian Kompetensi Pendukung Teknik Elektro yang terbagi dalam masing-masing bidang peminatan.
A.      KOMPETENSI PENDUKUNG TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
  1. Sistem pembangkitan tenaga listrik, meliputi sistem berbahan bakar fosil, energi baru dan terbarukan
  2. Sistem penyaluran tenaga listrik
  3. Sistem distribusi tenaga listrik
  4. Analisis aliran daya dan hubung singkat
  5. Sistem pengaman tenaga listrik
  6. Mesin-mesin listrik
  7. Sistem elektronika daya/ konverter dan kualitas tenaga lisrik
  8. Peralatan, pengoperasian dan pengendalian pusat sistem tenaga listrik
  9. Teknik komputasi dan pemodelan
  
B.       KOMPETENSI PENDUKUNG TEKNIK SISTEM KENDALI
  1. Teknik Variabel State
  2. Teknik Kendali Digital
  3. Sistem multivariabel
  4. Analisis dan desain sistem kendali
  5. Teknik pemodelan dan optimasi
  6. Teknik keandalan dan keselamatan sistem
  7. Robotika
  8. Sistem Even Diskrit
  9. Sistem pengaturan cerdas
  10. Kendali sistem pneumatik dan hidrolik
  11. Sistem otomasi
  
C.       KOMPETENSI PENDUKUNG ELEKTRONIKA

  1. Divais Semikonduktor dan Rangk. Terpadu
  2. Sistem elektronika analog
  3. Sistem mikroprosesor dan mikrokontroler
  4. Sensor, aktuator, instrumentasi dan akuisisi data
  5. Dasar Sistem Cerdas
  6. Sistem elektronika digital
  7. Teknik Biomedika

KOMPETENSI LAIN
  1. Machine Vision
  2. Robot Industri
  3. Pengolahan Sinyal Biomedika
  4. Biomekanika

D.      KOMPETENSI PENDUKUNG TEKNIK KOMPUTER
  1. Sistem Manajemen Basis Data
  2. Sistem operasi komputer dan jaringan
  3. Komputasi bergerak
  4. Sistem dan Sinyal Multimedia
  5. Komunikasi data dan interfacing
  6. Pengolahan multimedia
  7. Interaksi manusia, komputer dan perangkat lunak
  8. Struktur data dan komputasi lunak
  9. Komputasi grid
  10. Penambangan data

E.       KOMPETENSI PENDUKUNG TELEKOMUNIKASI MULTIMEDIA
  1. Antena dan Propagasi Elektromagnetik
  2. Sistem Jaringan & Rekayasa Trafik
  3. Sistem informasi dan pengkodean untuk kapasitas kanal komunikasi
  4. Sistem Komunikasi kabel dan nirkabel
  5. Sistem Komunikasi Digital
  6. Pengolahan Sinyal Multimedia
  7. Sistem Broadcasting
  8. Standar dan Regulasi Telekomunikasi
.
.
 3. LABORATORIUM
 Berikut ini adalah jenis praktikum di laboratorium yang diyatakan sebagai prasyarat minimum setiap Program Studi atau Jurusan Teknik Elektro. Jenis praktikum tersebut terkait Kompetensi Utama (belum termasuk praktikum untuk Komptensi Pendukung atau Bidang Peminatan):
  1. Pengukuran dan instrumentasi besaran listrik
  2. Rangkaian Listrik
  3. Dasar Elektronika
  4. Dasar Sistem Digital
  5. Pemrograman Komputer
(SUMBER: http://fortei.org/?page_id=24)

Indonesia Kekurangan Tenaga Teknik Elektro untuk kurun 2011 – 2025

PROFIL TEKNIK ELEKTRO INDONESIA
Indonesia Kekurangan Tenaga Teknik Elektro untuk kurun 2011 – 2025 
*Artikel ini disarikan dari presentasi Ketua FORTEI, Prof. Dr. Mochamad Ashari pada seminar SNTEI, Politeknik Negeri Ujung Pandang, 29 Maret 2012.

1. Jumlah Universitas Pengelola Teknik Elektro
Jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang mengelola program studi / Jurusan Teknik Elektro:
  1. Jenjang S1 Teknik Elektro                     = 276
  2. Jenjang S2 Teknik Elektro                     =   19
  3. Jenjang S3 Ilmu Teknik Elektro           =     4
.
  1. Jenjang D3 Teknik Elektro                   = 137
  2. Jenjang D4 Teknik Elektro                    =  12
Data diolah dari Portal Informasi Pendidikan http://evaluasi.or.id pada Maret 2012. Berikut ini adalah diagram batang jumlah program studi Teknik Elektro dibanding dengan Teknik Informatika dan Sistem Informasi.

Kapasitas penerimaan mahasiswa baru Teknik Elektro di tiap-tiap universitas sangat bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan orang pertahun. Untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berkisar 40 hingga 200 orang mahasiswa baru pertahun.
Jenjang yang terbanyak dibutuhkan pasar kerja adalah S1, D4, dan D3. Dari data diatas,  Teknik Elektro memiliki 425 program studi, sedangkan Informatika (program studi Teknik Informatika dan Sistem Informasi) sebanyak 798.
Jika diasumsikan tiap perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan S1, D4 dan D3 rata-rata sebanyak 20 orang pertahun, maka jumlah lulusan Teknik Elektro seluruh Indonesia = 8500 orang pertahun, sedangkan Informatika sebanyak 15.960 orang pertahun.

2. Jumlah Kebutuhan Tenaga Teknik Elektro 
Kebutuhan akan tenaga Teknik Elektro (tidak termasuk Informatika) masih sangat tinggi baik untuk memenuhi kebutuhan reguler maupun program khusus pemerintah. Kebutuhan reguler termasuk pemenuhan tenaga kerja di beberapa sektor, misalnya perusahaan penyedia ketenaga-listrikan (PT PLN dalam pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap I dan tahap II membutuhkan sekitar 1000 tenaga kerja baru pertahun), perusahaan operator telekomunikasi, industri umum dsb.
Dalam kurun 2011 hingga 2025 diperkirakan kebutuhan tenaga Teknik Elektro akan melonjak tajam, yakni lebih dari 150.000 orang, khususnya dalam rangka memenuhi program pemerintah yang disebut MP3EI. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah program jangka panjang bangsa Indonesia hingga 2025 yang ditekankan pada pembangunan:
  • Klaster Ekonomi yang terbagi dalam 6 wilayah berdasarkan letak geografis dan sumber daya alam
  •  Konektifitas antar Klaster Ekonomi, yaitu pembangunan infrastruktur untuk transportasi darat, laut, udara, dan sistem komunikasi, serta utilitas pendukung yang lain termasuk sistem kelistrikan
  • Peningkatan Sumber Daya Manusia
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam website http://www.pii.or.id memperkirakan bahwa untuk memenuhi program MP3EI dibutuhkan tenaga kerja:
Teknik Elektro
  • Tahun 2011 – 2015 = 29.089 orang
  • Tahun 2015 – 2020 = 46.201 orang
  • Tahun 2020 – 2025 = 74.591 orang

Informatika
  • Tahun 2011 – 2015  =  4.590 orang
  • Tahun 2015 – 2020 =  7.288 orang
  • Tahun 2020 – 2025 = 11.186 orang

“Booming” kebutuhan tenaga ini perlu ditangkap oleh institusi pendidikan di Indonesia. Terlihat bahwa Indonesia akan kekurangan tenaga Teknik Elektro untuk kurun waktu 2011-2025, karena kebutuhan pasar kerja jauh melampaui kemampuan produksi perguruan tinggi. Konsekuensi logis apabila tidak tercapai keseimbangan, maka tenaga-tenaga asing akan masuk untuk mengisi kekosongan tersebut.
Diagram lengkap kebutuhan tenaga teknik di Indonesia disajikan dalam diagram dibawah ini.



.(SUMBER: http://fortei.org/?page_id=295)
.
.
.
.
.
.
.
.
.


FLIP-FLOP



2.0 Pengertian FLIP-FLOP
Flip-Flop adalah rangkaian arus listrik yang bekerja berdasarkan arus listrik dari berbagai macam gerbang sederhana dari arus listrik yang berhubungan saling menyilang. flip-flop biasa digunakan sebagai pengolahan data digital yang di terapkan ke perangkat elektronik.
2.1 Pengertian RS FLIP-FLOP
Flip flop pada computer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap komponen computer terdapat flip flop untuk memperlanacar arus listrik yang terdapat dalam komponen tersebut. Namun dengan perkembangan zaman yang sudah semakin maju dan populer flip flop juga dapat digunakan dalam kreasi atau suatu komponen tambahan dalam membuat alat dan tamabahan dalam mempermudah arus listrik dengan berpedoman pada gerbang-gerbang logika. Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi computer yang sangat pesat, sehingga dalam bebrapa tahun saja banyak orang yang sudah mengetahui pengguanan flip flop dan memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhannya. Flip flop itu sendiri artinya adalah Rangkaian elektronik yang bekerja atas dasar arus listrik dari berbagai gerbang sederhana dari arus listrik yang di hubungkan saling menyilang. Flip flop ini biasanya digunakan untuk percobaan awal dari pengolahan data digital yang dipraktekan pada perangkat elektronik. Flip flop itu sendiri tidak lepas dari protocol. Protocol itu sendiri artinya adalah sekumpulan aturan yang harus ditaati dua stasiun (komputer/terminal) sehingga data dapat dikirimkan dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Namun ada penpadat lain yang menyebutkan bila protocol juga berisi aturan-aturan penyesuaian detak penerima, untuk menentukan stasiun mana yang memiliki kendali atas sambungan, untuk mendeteksi kesalahan, dan untuk mengatur aliran data.
Protocol juga membagi pengelompokkan berdasarkan tiga kelompok utama antara lain :
1. Protocol yang berorientasi karakter Menggunakan karakter-karakter khusus untuk membedakan segmen bingkai informasi yang berbeda
2. Protocol byte-count Menggunakan header yang berisi medan cacah yang menunjukan cacah karakter yang akan datang dan cacah karakter yang telah diterima tanpa kesalahan.
3. Protocol berorientasi bit Pada setiap bingkai tersusun atas suatu medan yang terletak antara flag awal dan akhir (masing-masing 8 bit).
Sebuah RS-flipflop adalah elemen memori mungkin sederhana. Hal ini dibangun oleh nilai yang di peroleh output dari dua gerbang NOR kembali ke masukan gerbang NOR yang lain. Input R dan S disebut sebagai RESET dan Set input, masing-masing. Untuk memahami pengoperasian RS-flipflop (atau RS-kait) mempertimbangkan skenario berikut :
S = 1 dan R = 0: Output dari gerbang NOR bawah adalah sama dengan nol, Q '= 0.
Oleh karena itu kedua input ke puncak gerbang NOR adalah sama dengan satu, dengan demikian, Q = 1.
Oleh karena itu, kombinasi input S = 1 dan R = 0 mengarah ke flipflop yang ditetapkan untuk Q = 1.
S = 0 dan R = 1: Serupa dengan argumen di atas, output menjadi Q = 0 dan Q '= 1.
Kami mengatakan bahwa flipflop diatur ulang.
S = 0 dan R = 0: Asumsikan flipflop diatur (Q = 0 dan Q '= 1), maka output dari gerbang NOR atas tetap pada Q = 1 dan bagian bawah gerbang NOR tinggal di Q' = 0.
Demikian pula, ketika flipflop berada dalam keadaan reset (Q = 1 dan Q '= 0), itu akan tetap ada dengan kombinasi faktor ini.
Oleh karena itu, dengan masukan S = 0 dan R = 0, flipflop tetap dalam negara.
S = 1 dan R = 1: kombinasi input ini harus dihindari.
Sedangkan untuk D-flip flop.
FLIP-FLOP RS
Rangkaian Dasar Dari pintu NAND dan NOR RS NAND latch
RS NOR latch
Debouncing a pushbutton or switch
S-R FLIP-FLOP OUTPUT
Ø  Kekurangan:
Outputnya akan berubah dg seketika pada saat sinyal-sinyal masukannya berubah
Untuk mengatasi kekurangan S-R F maka Supaya S-RFF outputnya berubah secara bersamaan maka dipakai clock. Adanya clock output hanya berubah hanya pada saat clock=1
Salah satu aspek yang tepenting di dalam suatu informasi yang akan dikirim pada sebuah sinyal yang ingin dituju harus mengetahui dahulu sinyal apa yang akan dituju. Hal ini terkait dengan siapa dan untuk siapa sinyal itu untuk dikirim.
Sinyal yang akan dikirim harus melalui gerbang-gerbang logika terlebih dahulu agar mengetahui hasil yang akan dicapai. Dan arti dari Digital itu sendiri yaitu Sebuah teknologi yang mengubah sinyal tersebut menjadi sebuah kombinasi urutan bilangan-bilangan 0 dan 1 untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal tersebut disebut sebuah ”bit”.
Teknologi digital yang memilki beberapa keistimewaan unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu :
1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
2. Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
3. Informasi dapat dengan mudah diproses dan di modifikasi ke dalam berbagai bentuk.
4. Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimkan
SR Flip-flop dari gerbang NOR
Untuk membuat sebuah SR Flip-flop dari gerbang NOR, dibentuk rangkaian seperti gambar berikut:
SR Flip-flop bisa dirangkai dengan cara lain seperti ditunjukkan pada gambar berikut
2) SR Flip-flop dari gerbang NAND
Untuk membuat sebuah SR Flip-flop dari gerbang NAND, dibentuk rangkaian seperti gambar berikut:
Rangkaian SR Flip-flop yang lain ditunjukkan pada gambarberikut:
2.2 Cara kerja RS FLIP-FLOP
RS FLIP-FLOP mempunyai dua masukan, yaitu R dan S, dan sebuah masukan clock. Masukan RS akan menentukan keadaan keluaran Q. Masukkan clock akan menentukan kapan keluaran masukan dapat menentukan keadaan keluaran Q. RS FLIP-FLOP (RESET-SET) ini mempunyai beberapa nama lain, di antaranya SR (SET-RESET) dan SC (SET-CLEAR).
Bagian clock yang mempengaruhi kerja FLIP-FLOP adalah sisi naik atau sisi turunnya clock. Meskipun setiap saat FLIP-FLOP ini akan menanggapi perubahan masukan R dan S, namun keluaran FLIP-FLOP ini hanya akan berubah pada saat terjadinya sisi naik clock.
Hubungan masukan dan keluaran FLIP-FLOP RS dapat disajikan pada tabel kebenaran. Tanda panah keatas mengindikasikan bahwa keluaran akan berubah pada saat terjadinya sisi naik clock. Jika kondisi awal RS FLIP-FLOP ditetapkan Q=0, maka sesuai tabel kebenaran maskan S=0 dan R=0 pada saat sisi naik clock tidak akan mengubah logika Q. Sesudah sisi naik clock a, S=1 dan R=0. Namun keadaan ini belum akan menjadikan Q=1 (sesuai tabel kebenaran) hingga terjadinya sisi naik clock c. Selanjutnya, jika S dijadikan 0 dan R=1, keadaan ini juga belum mengubah Q=0 hingga terjadinya sisi naik clock berikutnya, yaitu 0.
Konsep Flip-flop RS yang harus diingat adalah sbb:
A. R dan S keduanya rendah berarti keluaran y tetap berada pada keadaan terakhirnya secara tak terbatas akibat adanya aksi penggrendelan internal.
B. Masukan S yang tinggi mengeset keluaran y ke 1, kecuali jika keluaran ini memang telah berada pada keadaan tinggi. Dalam hal ini keluaran tidak berubah, walaupun masukan S kembali ke keadaan rendah.
C. Masukan R yang tinggi mereset keluaran y ke 0, kecuali jika keluaran ini memang telah rendah. Keluaran y selanjutnya tetap pada keadaan rendah, walaupun masukan R kembali ke keadaan rendah.
D. Memberikan R dan S keduanya tinggi pada saat yang sama adalah terlarang karena merupakan pertentangan (Kondisi ini mengakibatkan masalah pacu, yang akan dibahas kemudian).
  • Bentuk FLIP-FLOP
Flip-flop adalah rangkaian yang akan membuat lampu LED menyala dengan pola tertentu. Ini adalah rangkaian skematik lampu flip-flop yang kami buat dalam rangka mengikuti makrab FTJE 08 :
Keterangan :
C1, C2 ……………………. 100μF / 10 V
Kapasitor elektrolit (elco)
D1,D3 ……………………. LED merah
D2,D4 ……………………. LED orange
Q1,Q2 ……………………. C828 Transistor
S1 …………………….
Saklar geser / on off
R1, R2 ……………………. 56KΩ Resistor
Alat-alat yang dibutuhkan :
-Solder
-Tenol
-Atraktor
-Tempat batre AA 2 buah & batrenya
-PCB matrik
-Tang potong
-Kabel jumper
-Tang kupas

2.2.3 JK-FLIP-FLOP
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock.
Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada
Sesuai kondisi input JK, ada 4 kemungkinan output yang semuanya valid, yaitu:
No Change, Tidak ada perubahan pada output jika JK = 00.
Set K, Pin Q’ akan bernilai 1 karena JK = 01.
Set J, Pin Q akan bernilai 1 karena JK = 10.
Toggle, Nilai output menjadi kebalikan kondisi sebelumnya jika input JK = 11. Misalnya jika sebelumnya QQ’ = 10, setelah diizinkan clock, berubah menjadi QQ’ = 01
2.2.4 Cara kerja jk ff
merupakan pengembangan dari RS flip-flop dan JK flip-flop. Pada JK flip-flop master / slave ini dibangun dari 2 bagian yaitu bagian Master (Majikan) dan bagian Slave (Budak). Kedua bagian pada JK flip-flop master slave tersebut pada dasarnya adalah RS flip-flop atau JK flip-flop. JK flip-flop master / slave dapat dibuat menggunakan 2 buah RS flip-flop maupun 2 buah JK flip flop, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rangkaian dasar JK flip-flop master / slave berikut.

 Rangkaian Dasar JK Flip-Flop Master/Slave Dari RS Flip-Flop

Rangkaian Dasar JK Flip-Flop Master/Slave Dari JK Flip-Flop

Dari kedua rangkaian dasar JK flip-flop master/slave diatas memiliki output yang sama apabila diberikan data input yang sama. Output pada JK flip-flop master / slave akan berubah sesuai dengan data input pada jalur masukan J dan K pada saat diberikan pulsa clock. Perubahan output JK flip-flop master / slave ini terjadi pada saat perubahan pulsa clock dari puncak positif ke sisi negatif (terpicu-pinggiran-positif). Prinsip kerja dari JK flip-flop master / slave diatas dapat dibuat suatu timing diagram sebagai berikut. Timing Diagram JK Flip-Flop Master / Slave timing diagram jk flipflop,diagram waktu jkflip flop mater slave Prinsip Kerja JK Flip-Flop Master / Slave Prinsip kerja dari JK flip-flop master / slave adalah sebagai berikut. Pertama, flip-flop master terpicu-pinggiran-positif dan flip-flop slave terpicu-pinggiran-negatif. Oleh karenanya, flip-flop master memberikan tanggapan terhadap masukan-masukan J dan K nya sebelum flip-flop slave. Jika J=1 dan K=0, flip-flop master diset pada saat pinggiran pulsa clock positif diberikan. Keluaran Q yang tinggi dari flip-flop utama mendrive masukan J pada flip-flop slave, maka pada saat pinggian pulsa clock negatif diberikan, flip-flop slave diset, menyamai kerja flip-flop master. Jika J=0 dan K=1, flip-flop master direset pada saat pinggiran naik pulsa clock diberikan. Keluaran Q yang tinggi dari flip-flop master menuju ke masukan K pada flip-flop slave. Oleh karenanya, kedatangan pinggiran turun pulsa clock mendorong flip-flop slave untuk reset. Sekali lagi, flip-flop slave menyamai kerja flip-flop master. Jika masukan J dan K pada flip-flop master adalah tinggi, maka flip-flop ini toggle pada saat pinggiran pulsa clock positif diberikan sedang flip-flop slave toggle pada saat pinggiran pulsa clock negatif diberikan. Dengan demikian, apapun yang dilakukan oleh flip-flop master, akan dilakukan pula oleh flip-flop slave: jika flip-flop master diset, flip-flop slave diset; jika flip-flop master direset, flip-flop slave direset pula. Disebut sebagai JK flip-flop master / slave karena setiap proses yang dikerjakan oleh flip-flop master maka proses tersebut akan diproses dan dikuti oleh flip-flop slave.

(disusun Oleh Kelompok I: Akh Rizal Abidin, Mohammad Rozi, Erfan Setiawan, Hendrik Susilo, Aji Pangestu)

   
  
  
   



Musyawarah Kerja Hamstro Periode 2017/2018

Selamat Musyawarah Kerja Hamstro Periode 2017/2018 Semoga Teknik Elektro Unisla Semakin JAYA!!!